
Beberapa hari lalu, saya hampir saja menjadi korban penipuan seseorang. Ceritanya hari itu saya sedang memesan makanan lewat bantuan ojek online. Menurut penuturan bang ojek, makanan yang saya pesan harus menunggu lama, karena antriannya cukup panjang. Alhasil saya pun harus rela menunggu hingga pesanan datang.
Tiba-tiba
telepon genggam saya berdering. Terlihat nomer tak dikenal. Sebenarnya sudah
menjadi kebiasaan saya, untuk tak mengangkat telepon dari angka misterius
seperti itu. Tetapi karena teringat sedang menunggu pesanan makanan, otomatis
otak saya berkata, jika ini pasti dari abang ojek untuk menginfokan
pesanan.
Namun
saya terkejut, ketika menerima telepon tersebut, ternyata bukan dari abang
ojek. Seseorang berkata dari seberang sana, jika saya menerima sejumlah
saldo uang, karena saya aktif memakai sebuah aplikasi pembayaran.
Saya
ikuti terus arah pembicaraan. Hingga pada akhirnya si misterius ini
memberikan pilihan. Apakah hadiah saldo tersebut, dimasukkan langsung ke
aplikasi, ataukah diterimakan dalam bentuk tunai di rekening bank.
Syukur
alhamdulillah. Seketika saya langsung tersadar, jika ini adalah penipuan.
Telepon langsung saya tutup. Si penipu mencoba menghubungi berkali-kali. Tetapi
saya pun tak menggubrisnya sama sekali. Dan alhasil saya bersyukur, bahwa Yang
Maha kuasa masih melindungi.
Melihat
beberapa kejadian kejahatan, yang marak terjadi akhir-akhir ini, ternasuk
salah satunya adalah penipuan, jujur membuat kita sering merasa ngeri
dibuatnya. Segala cara kejahatan dilakukan seseorang, demi nafsu
memperkaya diri, atau motif lain di baliknya. Sehingga tak ada cara
lain, selain kita wajib berhati-hati, terhadap segala bentuk
kejahatan yang beredar di muka bumi.
Waspada.
Entah mengapa jika sekarang ini, saya sulit sekali membedakan, antara orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, dengan orang bermaksud tidak baik kepada kita. Sehingga alhasil saya mulai bersikap waspada. Tentunya dengan harapan, jangan sampai bentuk waspada ini, mengarah kepada dugaan berprasangka buruk pada orang lain. Inginnya sih selalu berprasangka baik. Tetapi jika menyangkut keamanan diri sendiri dan keluarga, bukankah waspada menjadi satu cara menghindari kejahatan?

Hindari konfrontasi.
Ketika
sudah terjebak dalam tindak kejahatan penipuan seperti cerita di atas, maka
sebaiknya hindari konfrontasi dengan si pelaku. Sebab biasanya, ketika
rencana kejahatan tercium oleh calon korban, mereka berkelit semampunya untuk
menutupi kejahatannya. Entah dengan mengeluarkan kata-kata kotor, atau
memutar balikkan fakta. Maka lebih baik hindari konfrontasi. Tutup telepon dan
jangan pernah mengangkatnya jika terdapat nomer misterius. Tanamkan dalam
pikiran, jika orang lain membutuhkan komunikasi dengan kita, ia akan
menjelaskan siapa dirinya dan untik apa menghubungi.
Pelajari modus.
Maraknya
kejahatan saat ini, juga tak lepas dari beragamnya modus yang digunakan
oleh si pelaku. Ada kalanya modus tersebut sama, tetapi bisa jadi mereka
membuat trik baru, agar calon korban tak menyadari. Jadi ada baiknya
untuk mempelajari modus-modus tersebut, agar bisa mengantisipasi
terjadinya penipuan.
Saling mengingatkan.
Menjadi
korban penipuan tentunya bukan harapan semua orang. Untuk itu penting
sekali upaya saling mengingatkan. Seperti menceritakan kejadian
kejahatan, yang terjadi di lingkungan rumah kepada orang lain. Agar
menjadi pembelajaran supaya tetap waspada dan berhati-hati.
Jangan mudah tergiur.
Mayoritas
penipuan menggunakan modus berupa janji-janji menggiurkan agar kita tertarik,
dan tak sadar terjebak dalam permainan si pelaku. Untuk itu jangan biarkan
pikiran kosong, dan menerima saja segala hal tak masuk akal yang
disampaikan. Berpikirlah dengan logika dan akal sehat, agar tak terbawa
arus tipu daya mereka.
Selalu berdoa.
Jangan
lupa selalu berdoa. Memohon perlindungan kepada Yang Mahakuasa, agar terhindar
dari segala bentuk kejahatan dan penipuan. Sebab segala sesuatu yang terjadi
semua hanya atas izinNya. Bagaimanapun si pelaku berencana melakukan niat
jahatnya, namun jika Sang Mahakuasa tidak berkehendak, maka semuanya tak akan
terjadi. Jadi pastikan kekuatan doa selalu ada dalam setiap aktivitas, ya.
Suatu
tindak kejahatan terjadi, bukan hanya karena niat si pelaku. Tetapi juga
adanya kesempatan untuk melakukannya. Waspadalah, berhati-hati, jangan
lengah, dan selalu berdoa agar tak ada kejadian buruk menimpa hidup
kita.
Saya sering nih ngankat telpon penipuan. Saya tipu balik donk sampai si penipu marah² wkwkwk
BalasHapusBener mba, jaman saiki makin edun orang tuh mau tipu-tipu ya... aku sekarang pokokmen kalo nomer gak dikenal gak bakal kuangkat. Wkwkwk...
BalasHapusSekarang ini pelaku penipuan semakin pintar saja mencari celah. Memang kita harus lebih berhati-hati dalam menghadapi apapun. Terimakasih mbak sudah diingatkan.
BalasHapusZaman now memang bentuk kejahatan berupa penipuan itu semakin beragam bentuknya ya, Mbak. Telaten sekali si penipu mencari uang dengan jalan mengelabui seperti itu.
BalasHapusSip ini tipsnya. Memang harus waspada dimulai dari diri kita sendiri :)
Kalau pas mendengar atau pernah mengalami ditipu atau dicurangi sesama manusia, kadang cuma ngelus dada trus bilang, hidupnya pasti berat banget, sampai-sampai rasa sebagai manusia digadaikan hingga mati rasa.
BalasHapusLuar biasa, pengalamannya hampir ditipu bisa dituliskan dan menjadi artikel ciamik
BalasHapusPastinya sangat bermanfaat Mbak. Saya juga pernah punya pengalaman yg sama. Untung belum sampai telepon teleponan. Hihihi. Pernah lewat telepon tapi dari petugas yg mengaku orang asuransi krn sy juga kan ikut asuransi. Anyway kejahatan emang makin marak. Kita semua perlu waspada ya Mbak.
Iya, Mbak. Sepakat. Kita mesti waspada insya Allah niatnya bukan untuk suudzan, ya. Melindungi keamanan diri dan keluarga lebih utama pastinya
BalasHapusEmang iya mbak. Kita harus berhati-hati Dan selalu waspada terhadap segala bentuk penipuan yaaa. Makasih juga atas sharing nya mbak
BalasHapusMOdus penipuan sekarang makin macem2 aja, Mbak. Makin kreatif pelakunya. Kapan hari aku ditelepon orang ngakunya Kapolres tempat tinggalku. Ngomongin masalah pinjaman bla bla bla. Habis itu malah tak bentak, mana ada kapolres kurang kerjaan ngurusin pinjaman online. Eee, dia matiin teleponnya. Dasar geblek itu orang.
BalasHapusWah, pernah kejadian tuh, waktu mau jual rumah, hampir transfer uang sendiri dari ATM, untung suami segera ambil kartu fari mesin ATM dan kami brrgegas keluar
BalasHapusYa ampun Mbak untuk segera sadar ya..Alhamdulillah masih dilindungi-Nya. Memang mesti waspada kita, penipuan berbagai modus merajalela. Saya yang paling sering dapat WA pinjam uang dari teman yang jadi kontak kita. Profile picture foto dia pula. Astagaaa..makin hari makin gila yang caranya
BalasHapusWaaah modus penipuan seperti ini sudah sering terjadi. Kmrin2 teman saya ada yang hampir kena. Alhamdulillah masih dijauhkan
BalasHapussekarang banyak orang makin cerdas...cuma sayang kecerdasannya ngga dimanfaatkan dengan baik
BalasHapusbetul mbak..sekarang susah lho membedakan orang yang benar-benar butuh bantuan dengan calon penipu...saking licinnya pergerakan mereka
BalasHapusalhamdulillah masih dilindungi mbak
BalasHapusini penipu terlalu polos atau terlalu bodoh ya hahaha
BalasHapussama-sama mbak...semoga Allah selalu melindungi kita
BalasHapusbetul bangeeett...Allah lebih tahu apa yang ada dalam hati kita
BalasHapusbetul...andaikata ada yang telpon dari nomer ngga dikenal mending ngga usah diangkat...kalau dia butuh pasti kasih tau identitasnya
BalasHapusiya mbak...mirisnya kadang mereka berbuat itu demi tuntutan ekonomi
BalasHapusiya betul .. semoga Allah selalu melindungi kita
BalasHapusiyes mbak ...kejahatan sekarang tambah banyak jumlahnya...modusnya pun aneh-aneh
BalasHapusiya mbok...aseli aku kapok angkat telpon dari nomer ngga dikenal
BalasHapushahahahah...berani juga ya mbak...saluuutttðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
BalasHapusLike!! Great article post.Really thank you! Really Cool.
BalasHapus