www.pixabay.com
Bagi seorang karyawan, satu tanggal
tertentu dalam satu bulan, menjadi masa
yang sangat menyenangkan. Iyes, tanggal
penerimaan gajian. Sebab di tanggal
tersebut, seseorang akan mendapatkan
penghasilan, buah dari hasil kerja
kerasnya. Dan jujur saya pernah
mengalami masa-masa tersebut.
Namun selain membahagiakan, ternyata
seorang karyawan pun bisa pula menjadi resah akibat gaji. Yaitu ketika gaji
yang diterimanya, ternyata tak cukup
untuk memenuhi kebutuhannya. Padahal bisa jadi gaji tersebut sudah sesuai dengan
takaran hasil kerjanya. Sehingga akhirnya bertanya-tanya kok masih enggak cukup
ya? Dan tak sedikit pula yang akhirnya berpikiran “ Seharusnya gajiku harus
lebih dari ini. Kan aku sudah bekerja secara maksimal.” Nah, ujung-ujungnya
jadi tidak bersyukur, bukan?
Sungguh miris. Tetapi mau tak mau
tetap harus mencari apa sih yang menjadi penyebabnya. Tak lain dan tak bukan, agar kesalahan dalam mengatur keuangan tak
terulang kembali. Betul?
Tak
Terkontrol.
Salah satu sebab tak tercukupinya
gaji untuk pemenuhan kebutuhan hidup
adalah, kurang terkontrolnya antara pemasukan
dan pengeluaran uang. Tak adanya catatan yang menjelaskan posisi keuangan
sebenarnya, sehingga akhirnya tak mengetahui, kemana larinya semua penghasilan tersebut.
Padahal catatan tersebut sangat penting sebagai alat kontrol aliran keuangan.
Setidaknya memahami apa yang harus menjadi prioritas pemenuhan kebutuhan.
Tak
Kuat Godaan.
Apa jadinya jika seseorang tak
kuat menahan godaan menggiurkan dari
barang-barang potongan harga? Iyes, tentunya ia akan menjadi kalap saat
berbelanja. Bahkan melupakan kebutuhan yang jauh lebih penting daripada
barang-barang yang sekedar memenuhi hawa nafsu tersebut. Alhasil gaji sebulan
pun bisa jadi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Pinjaman
Tanpa Bunga? Wah, Boleh Juga!
Hayo, siapa yang tak tergoda
dengan pinjaman tanpa bunga? Alias cicilan 0%? Dengan kemudahan yang
ditawarkan, pinjaman ini acapkali membuat seseorang terjebak, dalam lingkaran persoalan keuangan yang sulit
terselesaikan. Belum lagi sensasi
ketakutan dan was-was ketika uang untuk membayar tagihan tak tersedia. Akibatnya?
Gaji sebulan dapat habis dalam waktu
sekejap, hanya untuk membayar tagihan
tersebut.
Tak
Cukup Ilmu tentang Finansial.
Tak sedikit pula orang yang
meremehkan, betapa pentingnya ilmu tentang
mengatur keuangan. Tentang apa yang harus dilakukan, dan apa yang sebaiknya dihindari. Juga pengetahuan tentang bagaimana mengatur
keuangan dengan baik beserta cara-caranya. Sehingga wajar saja jika pada
akhirnya mengeluh, mengapa gaji sebulan masih saja belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan. Padahal memiliki simpanan dana sanagt dibutuhkan untuk kebutuhan
jangka panjang dan tak bisa diprediksi sebelumnya.
Kebiasaan
Buruk yang Sudah Mendarah Daging.
Ada beberapa kebiasaan buruk, yang faktanya sanggup memporak porandakan pundi-pundi keuangan. Katakan
seperti kebiasaan menyantap makanan di luar rumah, merokok, dan kebiasaan
menghamburkan uang untuk hal tak bermanfaat. Faktanya kebiasaan tersebut seringkali
menghabiskan uang dalam nominal cukup besar. Jika kebiasaan tersebut sudah
mendarah daging sejak lama, dan sulit dihilangkan, maka jangan salahkan jika
gaji habis sebelum waktunya.
Nah, itulah faktor penyebab
mengapa gaji serasa tak pernah cukup
dalam sebulan. Sepakat? Atau teman-teman
ada yang ingin menambahkan?
30 Komentar
Nah saya setuju mbak, kita harus well-literated terhadap istilah istilah financing, yg sederhana saja, misal mengenai apa itu kredit, debit, invest, dan sebagainya. Kalau sudah well-literated biasanya akan lebih mudah meng-handle-nya krena sudah jauh lebih paham😅
BalasHapusSetuju mbak...melek finansial akan membuat kita dapat mengantisipasi masa depan keluarga
HapusApalagi saat krisis begini mba, terasa sulit jika dari dulu belum mulai merencanakan keuangan. Nice sharing mba.
BalasHapusiya mbak...akhirnya baru merasakan dampaknya ketika datang masa tak mudah seperti saat ini...saya pun merasakannya
HapusWah agak related dengan banyak orang ya Mbak hehe.. bunga 0% dan tinggal gesek itu sih yang sangat-sangat menggiurkan. begitu pula dengan uang elektronik, dimana semakin gampang kita membeli sesuatu, semakin kalap lah kita.
BalasHapusFinansial planning and management yang termasuk ilmu dari literasi keuangan sangat dibutuhkan berarti ya Mbak.. biar nggak asal buang uang aja.
Thanks tipsnya Mbak! Salam kenal dari saya :)
Saya sering dikasih penawaran bunga 0 persen tapi enggak pernah saya hiraukan...sampe marketingnya jengkel...hehe...tapi memang dengan tujuan supaya enggak terlalu ribet terjerumus persoalan...salam kenal juga mbak Ibel
Hapussepakat mbak, sama mgkn satu lagi yaitu sikap ngentengin kaya udahlah dipikir nanti aja yg penting belanja dulu skrg, saya pun gitu waktu single dulu hahaha. lain skrg udah ada keluarga jadi lumayan adalah pertimbangan bijak hehehe
BalasHapusWah iya betul...terlalu meremehkan....mungkin saya dulu juga begitu ya...hahaha
HapusAku setuju, terutama kontrol diri sendiri untuk belanja hal yang ga penting. Boleh lah ngasih reward ke diri sendiri, tapi sesuaikan budget hehe
BalasHapusSepakat.....memanjakan diri pun juga harus membutuhkan pertimbangan...
HapusGodaan gratis ongkir di banyak marketplace 🤠itu salah satunya. Ya.. harus paham dan menerapkan literasi finansial agar hidup stabil 💰
BalasHapusKok sama mbakkk...sering tergoda gratis ongkir..hihihi
Hapushihihi..aku termasuk yg suka beli secara impulsif kalau gajian..ternyata penyesalan datangnya memang terlambat...terima kasih sudah diingatkan Mbak!
BalasHapusDulu pas belum berkeluarga saya juga suka begitu mbak,,,,habis berkeluarga baru mikiiiirr...hihihi
HapusAku tim gajian 5 koma alias tanggal 5 udah koma dompetnya hihihihu
BalasHapusSemoga enggak terulang kembali ya mbak...hahahah
HapusPas gajian senang banget, seminggu sebelum gajian udah kembang kempis lg... Itu aku haha...
BalasHapusWaaaahhh, semoga kedepannya enggak terulang lagi ya mbak...hahah
HapusHahaha koq aku bgt c 😅 kalo utk kebutuhan sendiri masih bisa tahan. Tp kalo liat baju2, buku2, mainan anak, duuhh suka khilaf. Harus bgt ini belajar dan nerapin ilmu financial
BalasHapusSaya juga suka kalap kalau lihat buku-buku bagus terpajang di rak toko buku..hihihi
Hapusjudulnya menarikkk banget, pas baca artikelnya langsung merasa tertampar... yaaa emang uang ternyata gaji itu ga lenyap, tapi emang kita yg jajanin yaaa hahaha
BalasHapusLenyap ke tempat yang membuat terlena...hahahah
HapusAbis gajian malah deg-degan ya, Mbak...
BalasHapusMemang seharusnya kita punya catatan rapi post2 apa saja yg wajib kita pisahkan uang pada amplop2 tersendiri, abus itu faktor disiplin harus benar2 diterapkan. Walau itu uang kita sendiri, jangan sampai kita mencuri uang dari post satu untuk hal2 yg lain ..apalagi klo sifatnya konsumtif saja. Menahan nafsu sangat diperlukan.
Terima kasih sharingnya, Mbak .
Salam hangat dan sukses selalu..
terimakasih sudah mampir mbak....memang seharusnya harus bisa disiplin mengatur uang supaya enggak dikendalikan oleh uang.....
Hapuspernah juga mengalami, gaji hanya numpang lewat 😅
BalasHapussama mbak...dulu saya juga sering begitu....setelah berkeluarga baru mikir hehehe
HapusIyaa, aku termasuk yang kurang rapi nih pencatatan keuangannya apalagi aku freelancer, jadi memang kudu pintar mengatur keuangan Karen nggak gajian rutin
BalasHapusiya bener ya mbak,,,,apalagi untuk freelancer tambah harus ekstra disiplin mengatur uang
HapusKadang aku orangnya nggak bisaan sama orang lain Mbak. Gaji habis bukan buat diri sendiri, tapi ada yg minjem. Giliran ditagih, susahnya minta ampun 😆😆
BalasHapusHehehe...kadang saya juga begitu mbak,...suka enggak tega...ya semoga yang meminjam uang ingat dengan kewajibannya, diberikan banyak rejeki untuk peminjam dan yang meminjam
Hapus