Tak bisa dipungkiri bahwa silaturahmi saat ini menjadi hal yang paling dirindukan semasa pandemi. Anjuran untuk tak bertemu dengan banyak orang, tak berkerumun dan menjaga jarak, pada akhirnya menjadi kendala tersendiri dalam menjalin silaturahmi. Padahal sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dari silaturahmi tersebut.
Silaturahmi sebagai ajang berkumpul, dan temu kangen sesama sahabat atau kerabat
keluarga setelah sekian lama, pastinya akan terjalin interaksi yang sangat
akrab. Banyak celotehan dan perilaku
keakraban terjadi, yang akan membuat suasana menjadi semakin menyenangkan.
Tetapi tahukah, teman? Ada beberapa hal yang tabu dilakukan selama silaturahmi,
lho. Setidaknya ada 9 perilaku wajib
dihindari selama silaturahmi. Hmmm, kira-kira perilaku yang seperti apa ya?
Kuy, simak yang berikut ini.
9 Perilaku
Ini Wajib Dihindari Saat Silaturahmi.
Terlalu
Ingin Tahu.
Dalam sebuah pertemuan, pastinya
masing-masing orang ingin mengetahui lebih banyak, tentang bagaimana kabar terkini dari sahabat
atau kerabatnya. Rasa-rasanya banyak hal yang ingin ditanyakan. Namun seberapa pun
besarnya rasa penasaran akan kehidupan orang lain, hindari bersikap yang
terlalu ingin tahu, ya. Atau dalam bahasa
zaman now adalah terlalu kepo. Bisa-bisa sahabat atau kerabat merasa kurang nyaman
dengan suasana pertemuan itu, hanya
karena ada yang terlalu sibuk ingin tahu dengan kehidupan pribadinya.
Bergosip juga wajib dihindari selama silaturahmi. Misal
memperbincangkan masa lalu teman atau sifat-sifat kurang baik yang dimiliki.
Yang benar-benar harus dipahami adalah, bahwa setiap orang mempunyai privasi masing-masing yang patut untuk
dihormati. Bisa jadi pula si teman sudah berusaha memperbaiki masa lalunya dan
berubah menjadi lebih baik. Sungguh memalukan bukan jika bergosip tentang orang lain, yang faktanya justru lebih baik dibanding diri
sendiri?
Bercerita
Aib Pasangan.
Yang ini juga tabu banget untuk jadi topik
perbincangan selama silaturahmi ya, teman. BIG NO! Bukankah ada ungkapan yang
mengatakan, bahwa suami merupakan
pakaian dari sang istri dan begitupun sebaliknya. Jadi ketika membuka aib
pasangan itu sama halnya dengan membuka aib sendiri. Jangan sampai terjadi ya.
Apapun yang terjadi, sebesar apapun kekurangan yang ada pada diri pasangan,
maka wajib hukumnya untuk menerimanya dengan ikhlas. Hindari mengumbarnya di
depan umum yang jelas-jelas tak berhak untuk mendengarnya.
Menyendiri.
Karena silaturahmi adalah ajang untuk berkumpul dan
bercengkrama dengan orang lain, maka sedapat mungkin menghindarkan diri dari
keinginan untuk menyendiri, ya teman. Bahkan jika kita memiliki sifat introvert
sekalipun. Tetap berusaha bertemu dengan banyak orang, berusaha menyatu dan
menikmati suasana. Lalu bagaimana jika ada anggota keluarga atau teman yang
dulu pernah berselisih paham? Tak perlu khawatir, ya. Tetap stay cool,
tunjukkan sikap ramah, dan berpikirlah
seolah perselisihan tersebut tak pernah ada. Maka alhasil ajang berkumpul tadi
akan bisa dilewati dengan baik.
Berhutang.
Nah, yang ini juga tabu banget untuk dilakukan. Sebab ketika
berkumpul, seyogyanya lebih membahas topik penghangat suasana, atau berbicara tentang
peluang bisnis yang mendatangkan rezeki. Bisa juga berdiskusi tentang hal yang
berpotensi menambah ilmu. Melakukan permainan seru berhadiah, boleh juga tuh.
Jika pertemuan silaturahmi dimanfaatkan untuk berhutang kepada teman atau
saudara, percayalah suasana akan berubah menjadi tak nyaman. Belum lagi
berpotensi timbul perselisihan, jika berhutang
disertai janji untuk sesegera mungkin
mengembalikan, namun faktanya ternyata tak terpenuhi. Persoalan akan menjadi
semakin rumit, bukan?
Setelah sekian lama tak bertemu, otomatis ada beberapa perubahan yang akan
terjadi pada diri sahabat dan keluarga. Seperti tiba-tiba saja si A sudah
memiliki mobil dan rumah super mewah. Atau si B yang sudah pergi berhaji, dan cerita-cerita kesuksesan lainnya. Bisa
jadi keberhasilan dari si teman atau kerabat jauh melebihi pencapaian kita.
Iri? Hmmm bisa jadi. Maka dari itu penting banget untuk menyikapi segala
perubahan hidup teman atau kerabat. Sedapat mungkin meminimalisir iri dengki, dan justru jadikan penyemangat untuk mencapai
keberhasilan yang sama.
Memaksakan
Kehendak.
Yang namanya aktivitas berkumpul dengan banyak orang,
alhasil akan banyak perbedaan latar belakang, suku, budaya, status social dan
semacamnya. Jadi minimalisir memaksakan kehendak seperti agenda acara, menu
makanan, atau dress code yang akan digunakan. Sesuaikan saja dan cari titik
temunya sehingga bisa diterima oleh
semua pihak. Dan bukankah adanya perbedaan justru menambah kehangatan saat
silaturahmi?
Menyombongkan
Diri.
Selayaknya orang lain yang meraih suatu keberhasilan,
maka tidak tertutup kemungkinan jika kita pun akan mencapai kesuksesan. Nah,
jika itu yang terjadi, maka kita harus bijak dan mampu menempatkan diri sesuai
porsi. Hindari menyombongkan diri dan merasa lebih segala-galanya dari orang
lain. Perlu diingat bahwa semua kesuksesan dan harta adalah titipan, yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh
pemiliknya. Kalau sudah begitu, tak ada gunanya menyombongkan diri, bukan?
Perselisihan
Anak-anak.
Dalam sebuah acara silaturahmi, pasti ada anak-anak
yang terlibat di dalamnya. Yang namanya anak-anak pastilah belum bisa mengenal,
mana yang baik dan mana yang tidak.
Sehingga potensi gesekan dengan anak dari teman atau kerabat jauh lebih besar.
Maka disinilah peran orangtua untuk memberikan pemahaman pentingnya menjaga
kerukunan antar teman, serta pengawasan agar anak-anak tetap aman bermain, dan berinteraksi dengan sesama anak lainnya.
Menciptakan suasana silaturahmi hangat dan
menyenangkan adalah tugas semua pihak yang terlibat. Pada intinya tetap saling
menghormati, dan mampu membawa diri, agar suasana berkumpul menjadi sesuatu yang
tak akan terlupakan. Semoga pandemi segera berlalu, agar aktivitas baik seperti silaturahmi
terjalin kembali bersama keluarga dan sahabat.
27 Komentar
Beneran nih..biasa ada aja yang jadi bahan seperti kesembilan hal di atas saat silaturahmi. Kadang jadi ikutan terseret pembicaraan di sana. Hiks. Gosip, buka aib, duh...
BalasHapusReminder buat saya ini biar kembali ke tujuan mulia silaturahmi
Siap..sebab pada dasarnya silaturahmi itu menjalin hubungan baik dengan saudara dan orang lain
HapusWehehehe aku kok ngekek pas bagian berhutang yo mba. Lha piye coba silaturahmi kok ada maksud terselubung. Haduuh. Tapi banyak juga ya yang emang kek gt orangnya. Apalagi yg juaraang kontak eh tetiba nongol cuman pengen ngutang. Aduh tobat itu mah. Auto reject kall aku wkwkwkwk.
BalasHapusIya mbak paling sebel tuh kayak gitu...wes lama ngga ketemu, eh ketemu tiba-tiba pinjem uang...jumlah besar lagu...bukan pelit sih..tapi menurutku seharusnya ngga begitu
HapusMeski begitu kadang keinginan kepo itu gedhe banget sih. Apalagi sama seseorang yang dulunya sering menjadi rival kita, mesti kita nggak pernah menganggapnya begitu.
BalasHapusSejauh ini, saya nggak pingin kepo atas apa yang dihasilkan teman. Yah, saat reuni ya fokus bertanya kabar teman-teman saja sih kalau saya. Ehehehe
Iya mbak...andaikan kepo kalau ada yang baik dari teman kita jadikan pelajaran saji😊😊😊
HapusLha ini masih mending silaturahmi trus hutang. Lha ada juga yang gak pernah tegur sapa tahu-tahu malah hutang. Hadeh, daku pusing memikirkannya, kekekeke. Paling ngeri kalau aku masalah gosip, Mbak. Kudu jaga iman biar gak katut.
BalasHapusIya mbak Damar...kepo itu berpotensi besar jadi ghibah kalau tidak hati-hati
HapusJadinya kalau pas ketemu enaknya bahas/buka topik apa ya? #ehjadinanya hahaha
BalasHapusbeneran suka bingung/kagok kadang kalau acara2 silaturahmi gitu saking udah lamanya ga ketemu
Bahas Drakor kalau sesama penggema DrakorðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
HapusNomor satu dan dua tuh, yang sering susah dihindari. Kadang kita udah menahan diri, tapi terjebak di antara teman-teman yang sedang kepo dan bergosip. Harus pinter-pinter menahan diri dan berusaha melempar topik baru...
BalasHapusIya mbak...kalau kepo sama kesuksesan teman mungkin tak masalah kalau dijadikan penyemangat
HapusYang paling susah itu ya bergosip untuk aku pribadi, gampang kepancing juga. Ya ampun, harus diubah ya demi kebaikan bersama
BalasHapusKadang bergosip itu sesuatu yang ngga mudah dikendalikan oleh kaum wanitaðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
HapusIya kalau lama tak bertemu takutnya malah banyak bahan ghi bahan hehe jadi fokus saja berinteraksi dengan kawan yang hadir..
BalasHapusIya mbak..memang wajib hati-hati dengan jebakan ghibah
HapusKalau ketemu saudara yang lama nggak ketemu pasti grogi dulu, bingung mau ngobrol apa terus nanti cair juga akhirnya..
BalasHapusNailah
Iya mbak apalagi sama saudara yang terpaut beberapa garis keturunan...ðŸ¤ðŸ¤
HapusPqling males kalo udah ngumpul malah jd ghibahin prang. Mo melipir ntar pada bilang sombong klo ikutan kok ya ga bener. Niat awal nambah pahala wndingnya nambah dosa. Jd klo udh mulai mengarah ke gosip sebisa mungkin aku alihkan dgn pertanyaan2 dan cerita lain
BalasHapusIya mbak bener...padahal tujuan kita sebenarnya menghindari ghibah...jalan terbaik mengalihkan pembicaraan
HapusAda lagi silaturahmi ujung-ujungnya maksa ikut MLM. Masih banyak yang ngalamin nggak ya sekarang?
BalasHapusbener banget ni kadang suka kesel sama yg terlalu kepo hahahaha
BalasHapusMakasih mba artikelnya. Tapi emang paling males sih ngadepin tamu yang melakukan salah satu hal di atas..
BalasHapusNah ini ni mbak.. bener banget tulisannya hihi
BalasHapusYang pasti ini mau silaturahmi atau ngajak ribut haha.. hal-hal simple dan sepele seperti ini kadang malah bisa merusak hubungan persaudaraan.. dari pada ada maksud yang aneh-aneh, mending dirumah sampe sifat-sifat negatifnya dinetralkan dulu ya haha 😅
satu lagi nih mba yg paling nyebelin kalau silaturahmi kita ditanya tanya kapan nikah?... kapan hamil?... eeehhh gemukan ya.... asli bikin bete maksimal yaaakk
BalasHapusSusah keluar Dari zona gossip, kalau ada teman yang duluan memulai..astgahfirullah lebih baik diam.
BalasHapusTerimakasih info pentingnya mbak, sangat bermanfaat👌
kalau di desa atau kampung yang penghuninya udah turun temurun, silaturahmi = gibah banget deh. dan bagi mereka itu mungkin biasa aja, dan saya maklum sih. cuman ga nyaman aja. ya diterima saja tapi gak melakukan hal yang sama. kudu jaga ati banget pas silaturahmi. ngobrol yang umum aja kecuali dekat akrab banget
BalasHapus